Fail Panitia Dan Buku Kelas Membaca dan Menghafaz alquranKKQ 2022

Contoh Soalan KKQ Ting 1-5

MODUL KKQ 2014 TING 3 & 5

MAKDIS

Fail Panitia Dan Buku KKQ

Contoh Head Count dan Perancangan Strategik Pend. Syariah & B.Arab

Kajian Tindakan PAI

14 Jun 2008

Kisah nabi Yusuf (Bahagian 2)

Nabi Yusuf bermimpi
Pada malam di mana para saudaranya mengadakan pertemuan sulit yang mana untuk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya yang ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak, mengawang di alam mimpi yang sedap dan mengasyikkan, tidak mengetahui apa yang oleh takdir di rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahawa penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki.

Pada malam yang nahas itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya seakan-akan sebelas bintang, matahari dan bulan yang berada di langit turun dan sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang menghampiri ayahnya, menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami dalam mimpi.

Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya'qub yang berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada puteranya: "Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi yang kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu, bahawa engkau dikurniakan oleh Allah s.w.t. kemuliaan, ilmu dan kenikmatan hidup yang mewah.

Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah s.w.t. kepadamu bahawa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan kenikmatan yang berlimpah-limpah. Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai anakku, janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu, bahkan mereka cemburu kepadamu kerana kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin.

Mereka selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan mereka tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan kepada mereka kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahawa mereka akan merancang perbuatan jahat terhadapmu yang akan membinasakan engkau.

Dalam keadaan demikian syaitan tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam dada mereka. Maka berhati-hatilah, hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh mereka.

" Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran ,dalam surah "Yusuf" ayat 4 sehingga ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut:

4. {Ingatlah} ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku".
5. Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudar-saudaramu, maka mereka membuat muslihat {untuk membinasakanmu}. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."
6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu {untuk menjadi Nabi} dan diajarkannya kepada kamu sebahagian dari takdir mimpi-mimpi dan disempurnakannya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatNya kepada dua orang bapamu sebelum itu, {iaitu} Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada {kisah} Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang yang bertanya.
8. {Iaitu} ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya {Benyamin} lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita {ini} adalah satu golongan {yang kuat}. Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata."
9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah {yang tidak dikenal} supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik."
10. Seorang daripada mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dalam perigi, supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir jika kamu hendak berbuat."

Yusuf dimasukkan ke dalam perigi

Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya yang merupakan saingan yang berat dalam merebut hati si ayah, datanglah mereka menghadapi Nabi Ya'qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berehat bersama mereka di luar kota .

Berkata jurucakap mereka kepada si ayah: "Wahai ayah yang kami cintai! Kami berhajat berjalan dan berkelah di luar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak ketinggalan, menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih. Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan kami selama sehari berada di luar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang, menghibur hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak, seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara.

"Berkata Ya'qub kepada putera-puteranya: "Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku, apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota , di lapangan terbuka, yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang banyak berkeliaran di sana .

Aku khuatir bahawa kamu akan lengah menjaganya, kerana kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang telah ditinggalkan oleh ibunya."Putera-puteranya menjawab: "Wahai ayah kami! Masakan masuk di akal, bahawa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di antara kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut.

Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau makhluk lain. Kami cukup kuat serta berani dan kami menjaga Yusuf sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf.

"Akhirnya Nabi Yusuf tidak ada alasan untuk menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di tangan saudara-saudaranya yang diketahui mereka tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih sayang kepadanya. Ia berkat kepada anak anaknya: "Baiklah jika kamu memang sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatannya sesuai dengan kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah melindunginya bersama kamu sekalian.

"Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya'qub kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mereka disekitar telaga yang menjadi tujuan, Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan dicampakkannya di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yang sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adik yang tidak berdosa itu.

Hati mereka menjadi lega dan dada mereka menjadi lapang kerana rancangan busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dengan demikian akan terbukalah Hati Ya'qub seluas-luasnya bagi mereka, dan kalaupun tindakan mereka itu akan menyedihkan ayahnya, maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mereka pandai menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari ingatan ayahnya.

Pada petang hari pulanglah mereka kembali ke rumah tanpa Yusuf yang di tinggalkan seorang diri di dasar tegala yang gelap itu, dengan membawa serta pakaiannya setelah disirami darah seseorang yang sengaja dipotong untuk keperluan itu, mereka mengadap Nabi Ya'qub seraya menangis mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mereka kepada ayahnya: "Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami, bahawa kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf kepada kami telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bahawa firasat ayah yang tajam itu tidak meleset. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian.

Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun kerana menurut pengamatan kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dengan meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yang tidak dari tempat kami bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami.

Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu bermain sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu. Oh ayah! Kami sangat sesalkan diri kami yang telah gagal menempati janji dan kesanggupan kami kepada ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki yang demikian.

Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami berkata yang benar."Nabi Ya'qub yang sudah memperolehi firasat tentang apa yang akan terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kepada takdir Ilahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau kepada putera-puteranya:

"Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikut apa yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya dalam segala hal dan peristiwa.

Tiada ulasan: